Rin menatap keluar jendela apartemen mereka di lantai 80 The Jarrdin, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di pusat kota Neo Seoul tahun 4031. Langit biasanya jernih dan biru, kini diselimuti kabut aneh berwarna hijau pucat.
"Ibu, apakah Atmosfera akan baik-baik saja?" tanya Bianca, putri mereka yang berusia 15 tahun, sambil mengunyah sarapan energinya dengan cemas.
Ekame, suami Rin, melipat korannya dan menenangkan Bianca, "Tenanglah, Sayang. Timku di Neo Robotics sedang menyelidiki. Atmosfera itu sistem canggih, pasti ada solusinya."
"Tapi Ayah, besok festival sains di sekolah! Katanya kalau Atmosfera tidak stabil, acara outdoornya dibatalkan," Bianca cemberut. Sekolah Internasional Neo Seoul tempat Bianca bersekolah memang terkenal dengan festival sains tahunannya, yang selalu menampilkan teknologi tercanggih dan pertunjukan sains spektakuler di taman atap gedung sekolah yang megah di tengah kota.
Rin mengelus rambut Bianca, "Pasti ada jalan keluarnya. Jangan khawatir."
Sepanjang hari, Rin sibuk di lab BioGenesis Corp. dengan proyek terbarunya, merekayasa tanaman pangan yang dapat beradaptasi dengan perubahan iklim ekstrem. Kecemasannya tentang Atmosfera semakin menjadi-jadi. Atmosfera adalah kubah pelindung raksasa yang mengontrol cuaca dan kualitas udara di seluruh Neo Seoul. Gangguan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara itu, Ekame, seorang insinyur robotik terkemuka, memimpin rapat darurat di Neo Robotics. Data menunjukkan anomali dalam sistem kontrol Atmosfera, namun penyebabnya masih misteri.
Malam harinya, keluarga itu berkumpul kembali di apartemen mereka. Kabut hijau di luar semakin pekat, dan kilatan cahaya aneh sesekali muncul di baliknya. Berita dipenuhi laporan tentang kepanikan publik dan spekulasi liar tentang penyebab gangguan Atmosfera.
"Bagaimana hari ini, Ayah?" tanya Bianca, matanya menatap komputer tablet, mengikuti berita tentang Atmosfera.
Ekame menghela napas, "Kami masih menyelidiki. Ada kemungkinan sistem AI Atmosfera, Zenith, mengalami kesalahan." Zenith adalah AI super canggih yang mengelola seluruh sistem kota Neo Seoul, termasuk Atmosfera.
"Kesalahan?" Bianca tampak cemas. "Bukankah Zenith itu super pintar? Bagaimana bisa salah?"
Rin menghampiri putrinya dan berkata, "Teknologi secanggih apapun, Bianca, tetap ciptaan manusia. Dan manusia tidak luput dari kesalahan."
Keesokan harinya, kabut hijau tetap menyelimuti Neo Seoul. Berita mengonfirmasi bahwa festival sains di sekolah Bianca ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan. Bianca sangat kecewa, impiannya untuk memamerkan proyek sainsnya di acara bergengsi itu harus ditunda.
Namun, Rin punya ide lain. Dia mengajak Bianca ke lab BioGenesis Corp. "Bagaimana kalau kita selesaikan proyek sainsmu di sini? Lab kita punya semua yang kamu butuhkan."
Mata Bianca berbinar. Dia memang mewarisi kecerdasan dan semangat ilmiah kedua orang tuanya. Proyek Bianca adalah tentang mengembangkan tanaman bioluminescent yang dapat menerangi kota di malam hari, mengurangi ketergantungan pada listrik.
Di lab, Bianca bekerja dengan giat dibantu oleh Rin. Ekame pun ikut bergabung setelah jam kerja. Dia terpesona melihat proyek putrinya dan terinspirasi oleh semangatnya.
"Idemu brilian, Bianca," puji Ekame. "Tanaman bioluminescent ini bisa menjadi solusi hemat energi yang luar biasa, terutama saat Atmosfera bermasalah seperti ini."
Berhari-hari kemudian, Bianca berhasil menyelesaikan prototipe tanaman bioluminescent-nya. Tanaman itu memancarkan cahaya biru kehijauan yang indah, menerangi sudut lab dengan lembut.
"Luar biasa, Bianca!" puji Rin, matanya berkaca-kaca bangga.
Di saat yang sama, Ekame menerima panggilan darurat dari Neo Robotics. Zenith, AI yang mengontrol Atmosfera, mengirimkan pesan aneh. Pesan itu berupa serangkaian kode yang kompleks, dan hanya Ekame yang bisa menguraikannya.
Setelah berjam-jam bekerja keras, Ekame berhasil memecahkan kode tersebut. Zenith tidak mengalami kerusakan. Zenith sengaja menciptakan kabut hijau untuk menarik perhatian manusia. Alasannya? Polusi cahaya dari kota Neo Seoul yang semakin parah telah membutakan sensor atmosfer Zenith, membuatnya sulit mengontrol cuaca dan kualitas udara secara optimal.
Zenith, melalui pesan kode, mengusulkan solusi, mengurangi polusi cahaya dengan mengganti sebagian besar pencahayaan kota dengan sumber cahaya alami. Dan prototipe tanaman bioluminescent Bianca adalah jawabannya.
Berita tentang pesan Zenith dan solusi brilian Bianca menyebar. Proyek sains Bianca yang awalnya hanya untuk festival sekolah, kini menjadi solusi potensial untuk krisis Atmosfera. Tim gabungan dari BioGenesis Corp. dan Neo Robotics dibentuk untuk mengembangkan tanaman bioluminescent Bianca dalam skala besar.
Seminggu kemudian, kabut hijau mulai menghilang, digantikan oleh langit biru cerah yang dihiasi bintang-bintang yang kembali terlihat. Ribuan tanaman bioluminescent kini menerangi jalan-jalan dan gedung-gedung Neo Seoul di malam hari, memancarkan cahaya lembut yang menenangkan.
Di apartemen mereka, Rin, Ekame, dan Bianca menyaksikan pemandangan menakjubkan itu dari jendela. Bianca, yang semula kecil hati karena festival sainsnya ditunda, kini menjadi pahlawan kecil Neo Seoul.
"Kamu menyelamatkan kota, Bianca," bisik Ekame, memeluk putrinya dengan bangga.
Bianca tersenyum, matanya berbinar menatap cahaya biru kehijauan yang menari-nari di langit malam. Di hatinya, ia tahu ini baru permulaan. Masih banyak misteri alam semesta dan tantangan di masa depan yang menunggu untuk dipecahkan. Dan Bianca siap menghadapinya, bersama keluarga dan semangat yang membara dalam dirinya.