
Pigeon Tower di Dakhla Oasis.
Pigeon Tower atau Dovecote adalah struktur arsitektural yang dibangun untuk menyediakan tempat bersarang, berkembang biak, dan tinggal bagi burung merpati domestik. Menara ini telah digunakan di banyak peradaban sejak zaman kuno hingga era modern untuk keperluan pangan dan pupuk, bahkan komunikasi (merpati pos). Pigeon Tower menjadi bagian penting dari sistem pertanian dan kehidupan masyarakat selama berabad-abad.
Sejarah Pigeon Tower
Merpati sudah dijinakkan dan dibudidayakan oleh bangsa Mesir kuno sejak 3000 SM. Rekam jejaknya bisa ditemukan dalam hieroglif atau relief kuil. Delta Sungai Nil, Faiyum, dan oasis barat (seperti Dakhla dan Kharga) menjadi pusat utama budidaya merpati.
Tahun 500 SM, pada jaman Persia kuno di bawah Dinasti Achaemenid, mulai dibangun struktur mirip menara untuk mengumpulkan guano (kotoran merpati). Guano digunakan untuk pupuk ladang buah, seperti melon dan timun. Menara dibangun dengan desain ventilasi dan ribuan sarang, bukti awal sistem pertanian ekologis.
Pada tahun 200 - 400 Masehi, bangsa Romawi membawa teknik ternak merpati ke Eropa Selatan dan Afrika Utara. Dovecotes sederhana muncul di Italia, Prancis, dan Spanyol. Merpati dibudidayakan untuk pangan dan pengiriman pesan (merpati pos).
Pada tahun 700 - 1200 Masehi, Pigeon Tower menyebar ke dunia Arab dan Afrika Utara. Budaya peternakan merpati berkembang di Mesir, Suriah, Maroko, dan Irak. Pigeon Tower dibangun untuk pupuk dan konsumsi, terutama di oasis. Banyak arsitektur Pigeon Tower yang muncul di Delta Nil dan oasis seperti Dakhla.
Pada tahun 1100 - 1500 Masehi, Pigeon Tower mulai menyebar ke Eropa Barat. Namun hanya bangsawan atau tuan tanah yang boleh membangunnya. Pigeon Tower sering menjadi simbol kekuasaan feodal.
Pada tahun 1500 - 1700 Masehi di Isfahan, Iran, di bangun lebih 3000 Pigeon Tower. Digunakan khusus untuk pengumpulan guano dalam skala besar.
Pada tahun 1700 - 1800 di India muncul Chabutra, menara merpati kecil yang lebih bersifat sosial dan spiritual, bukan untuk pertanian. Di India memberi makan burung merpati dianggap sebagai perbuatan baik.
Struktur dan Arsitektur
Arsitektur Pigeon Tower berbeda-beda di setiap wilayah dan menyesuaikan dengan iklim lokal. Namun di banyak tempat biasanya dibangun dari dari bata lumpur (mudbrick) yang dibuat dari campuran tanah, jerami, dan air. Atap dan bagian dalamnya sering menggunakan kayu kurma atau ranting pohon palem. Umumnya berbentuk silinder atau persegi panjang vertikal, dengan tinggi beberapa meter. Dindingnya dipenuhi lubang-lubang kecil berbentuk lingkaran sebagai sarang dan jalan keluar masuk merpati. Dirancang dengan sistem ventilasi alami agar tetap sejuk dan kering, sesuai dengan iklim gurun. Kadang-kadang memiliki lubang angin di bagian atas atau samping untuk mengatur sirkulasi. Di dalam menara, terdapat tongkat-tongkat kayu atau tiang kecil yang disusun bertingkat sebagai tempat merpati bertengger.

Bagian dalam Pigeon Tower.
Di daerah delta Sungai Nil, Faiyum, dan oasis barat (seperti Dakhla dan Kharga) Pigeon Tower sering dibangun dari bata lumpur atau beton, dan bisa mencapai tinggi hingga puluhan meter.
Di kota Isfahan, Iran, Pigeon Tower sering mempunyai arsitektur yang indah dan sering dihiasi ornamen geometris khas Persia.
Di Cappadocia, terdapat Pigeon Tower yang dipahat langsung di batu vulkanik yang biasanya terletak di tebing atau gua.
Di beberapa kota tua di India, seperti Ahmedabad, Gujarat dan Rajashtan, terdapat struktur mirip menara merpati yang disebut Chabutras. Berbentuk menara kecil atau paviliun bertingkat. Digunakan sebagai tempat merpati bertengger dan berkembang biak.
Di Inggris, Italia dan Prancis, Pigeon Tower mempunyai nama lokal Dovecotes (Inggris), Colombaia (Italia) dan Colombiers (Prancis). Mempunyai arsitektur bergaya kastil.
Fungsi dan Manfaat
Merpati yang dipelihara merupakan sumber protein hewani bagi masyarakat lokal, dan juga bisa dijual untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Kotoran merpati (guano) sangat kaya akan nitrogen dan fosfor, dan digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman seperti pohon kurma, gandum, dan sayuran. Menara ini mencerminkan prinsip pertanian berkelanjutan atau sirkular, di mana limbah dari satu bagian digunakan untuk mendukung bagian lain.
Makna Budaya dan Tradisi
Pigeon Tower bukan hanya tempat ternak, tapi juga warisan budaya yang mencerminkan pengetahuan lokal dalam membangun dengan sumber daya terbatas. Keberadaannya menunjukkan bagaimana masyarakat oasis mengelola sumber daya alam secara bijaksana, mempertahankan cara hidup berkelanjutan dalam kondisi iklim ekstrem.
Di beberapa tempat Pigeon Tower mulai ditinggalkan karena modernisasi pertanian, seperti penggunaan pupuk kimia dan perubahan gaya hidup. Tapi di daerah seperti Dakhla Oasis (Mesir) dan Cappadocia (Turki), menara ini masih digunakan atau dilestarikan sebagai warisan budaya.
Kesimpulan
Pigeon Tower adalah contoh nyata arsitektur tradisional yang multifungsi. Menyediakan sumber daya pangan, pupuk alami, dan terkadang bahkan status sosial atau nilai spiritual. Meskipun berasal dari konteks budaya yang berbeda, semua struktur ini menunjukkan cara cerdas manusia menggunakan alam secara berkelanjutan.